Onic Esports Juara Reguler Season MPL S16: Kenapa Mereka Selalu di Atas dan Bikin Lawan Pusing?
Jujur saja, setiap kali MPL Indonesia memasuki babak Regular Season, ada satu pertanyaan yang selalu menggelayuti kepala para gamer se-Nusantara: “Oke, siapa yang bakal runner-up di bawah Onic?”
Kedengarannya sinis, tapi faktanya begitu. Di tengah scene esports yang volatile (mudah berubah) ini—di mana tim bisa bubar dalam semalam, hero bisa jadi sampah hanya karena patch semata—Onic Esports muncul sebagai anomali. Mereka adalah variabel konstan di tengah kekacauan. Di MPL Season 16 ini, hasilnya kembali terulang. Dengan smooth dan meyakinkan, Landak Kuning mengunci posisi pertama, mengamankan gelar Onic Esports Juara Reguler Season MPL S16 dan privilege Upper Bracket yang sangat berharga di babak Playoff. Buat saya, ini bukan lagi soal menang atau kalah, ini adalah tentang bagaimana cara mereka memenangkan pertandingan dan mempertahankan mentalitas juara.
Bukan Cuma Soal Skill Mekanik: Membongkar Rahasia Dapur Onic yang Bikin Lawan Frustrasi
Oke, mari kita bicara dari hati ke hati sebagai sesama gamer. Di level profesional MPL, semua pemain itu punya skill mekanik yang gila-gilaan. Flicker set yang akurat, tapping yang cepat, last hit yang sempurna—itu semua adalah basic. Lalu, kenapa Onic selalu terasa “berbeda” dan superior? Setelah mengamati pertandingan demi pertandingan di Regular Season ini, saya menyimpulkan bahwa kunci keunggulan mereka terletak di tiga pilar yang sangat human: kedewasaan mental, keberanian eksperimen, dan, yang paling saya suka, teamwork yang sudah mencapai tahap “saling membaca pikiran.”
Coba perhatikan gameplay mereka. Onic punya kecerdasan yang luar biasa dalam membaca tempo permainan. Ketika mereka tertinggal net worth ribuan, tim lain mungkin akan panik, main pasif, atau malah melakukan inisiasi yang gegabah. Onic? Mereka malah melakukan split push yang terukur, mencari satu atau dua pick-off di lane yang jauh, dan yang paling penting, mereka selalu, selalu punya vision yang sempurna di sekitar Lord atau Turtle. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan refleks, tapi decision-making yang dingin, layaknya pemain catur profesional. Mereka tidak panik; mereka berhitung. Kedewasaan mental ini, terutama dari para pemain senior yang sudah kenyang asam garam turnamen internasional, menjadi jangkar yang menahan seluruh tim agar tidak pecah saat diterpa badai.
Lalu, kita bicara soal drafting. Ini adalah bagian yang paling seru! Onic itu seperti pionir meta, bukan pengikut. Mereka berani banget mengeluarkan hero yang sedang cold atau jarang dimainkan, hanya karena hero itu secara teoretis bisa menghancurkan komposisi lawan. Tim lawan, yang sudah mati-matian menyiapkan draft counter untuk hero meta yang OP, tiba-tiba dipaksa berhadapan dengan “kejutan” dari Onic. Ini namanya mind-game di level tertinggi. Ketika Onic berhasil menang dengan hero out-of-meta itu, besoknya di Ranked Game kita bisa pastikan hero itu akan dibanjiri pemain yang mencoba meniru. Onic secara tidak langsung mengajari seluruh komunitas MLBB tentang fleksibilitas. Mereka membuktikan bahwa hero pool itu lebih penting daripada sekadar hero yang sedang viral.
Keberanian bereksperimen ini jelas ditopang oleh coaching staff yang jenius. Mereka tidak hanya melihat win rate global, tapi mereka memproyeksikan bagaimana hero tertentu bisa bekerja dalam eksekusi khas Onic. Tim pelatih mereka berhasil menciptakan sandbox yang aman, di mana para pemain bisa mencoba hal-hal gila tanpa takut dihakimi, karena semua didasari riset dan analisis mendalam. Ketika tim lain fokus meniru, Onic sudah sibuk menciptakan resep rahasia baru di dapur mereka. Inilah kenapa Onic Esports Juara Reguler Season MPL S16 ini terasa well-deserved dan tidak bisa dibantah.
Sinergi yang Mistik dan Ujian Sejati di Upper Bracket Playoff
Poin yang paling menarik bagi saya adalah sinergi tim ini—chemistry yang sudah mistik. Bagi saya, chemistry Onic sudah mencapai tahap “telepati.” Kalau kamu sering nonton live stream atau VOD mereka, kamu akan sadar bahwa banyak teamfight yang sukses itu terjadi tanpa call out yang berlebihan. Para pemain sudah saling mengerti posisi, timing, dan niat masing-masing hanya dengan pergerakan kecil di minimap. Ketika Gold Laner maju sedikit, Jungler sudah tahu ia harus segera mendekat. Ketika Roamer hilang dari map, semua orang sudah waspada bahwa set up sedang disiapkan.
Chemistry ini adalah hasil dari bonding yang sudah lama. Mereka tidak hanya bermain bersama, tapi hidup bersama, menang bersama, dan (yang paling penting) kalah bersama. Di esports, di mana tekanan seringkali memicu pertengkaran antar rekan tim, Onic berhasil menjaga suasana tim tetap suportif. Mereka menunjukkan bahwa esports adalah olahraga tim sejati, di mana kegagalan satu orang adalah tanggung jawab bersama, dan kesuksesan satu orang adalah kegembiraan seluruh tim.
Lalu, bagaimana dengan Playoff? Nah, ini baru seru!
Gelar Onic Esports Juara Reguler Season MPL S16 ini memang memberikan mereka posisi nyaman di Upper Bracket. Artinya, mereka punya “nyawa” cadangan. Mereka bisa kalah sekali dan masih punya kesempatan comeback melalui Lower Bracket yang berdarah-darah. Tapi, Upper Bracket juga punya jebakan mental. Mereka harus menghadapi tim terbaik yang sedang dalam momentum terbaik, seperti Bigetron Alpha yang bermain semakin solid atau tim kejutan lainnya.
Tekanan publik juga akan memuncak. Mereka bukan lagi underdog; mereka adalah tim yang diwajibkan menang. Jika Onic tergelincir di awal Playoff, netizen akan langsung riuh. Mereka harus melawan mind game ini, dan tetap bermain layaknya underdog yang haus gelar, meskipun mereka adalah sang juara bertahan. Jika mereka gagal menjaga mentalitas “lapar” ini, keuntungan Upper Bracket bisa jadi tidak berarti apa-apa.
Namun, kalau melihat trek rekor mereka, saya optimis. Onic adalah tim yang selalu belajar. Mereka akan memanfaatkan waktu istirahat Upper Bracket dengan maksimal untuk menganalisis setiap gerakan tim lawan. Mereka akan menyiapkan drafting yang lebih ekstrem dan strategi rotasi yang lebih licik lagi.
Akhir kata, Onic Esports Juara Reguler Season MPL S16 ini adalah chapter pembuka yang manis. Kita sudah melihat dominasi, kini saatnya kita menyaksikan daya tahan. Apakah ada tim yang bisa memecahkan kode telepati Onic? Atau akankah kita sekali lagi menyaksikan Landak Kuning mengangkat piala, membuktikan bahwa takhta MLBB Indonesia memang masih milik mereka? Sebagai penonton, yang bisa kita lakukan hanyalah menyiapkan kopi, kuota, dan menikmati epic battle yang sebentar lagi tersaji. See you on the battlefield!



